Selamat Datang di Blog KUA Kec. Karangjati Kankemenag Kab. Ngawi.... Menuju KUA Bersih dan Melayani
Home » » Teladan Spritual Gus Dur

Teladan Spritual Gus Dur

Posted by KUA KEC. KARANGJATI on Senin, 15 Februari 2016

Judul               : Gus Dur: Mengarungi Jagat Spiritual Sang Guru Bangsa
Penulis             : Dr Abdul Wahid Hasan
Penerbit           : Ircisod
Cetakan           : Pertama, Agustus 2015
Tebal               : 252 halaman
ISBN               : 978-602-255-956-6
Mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah sosok multidimensional. Dia seorang kiai, aktivis demokrasi, pemikir, dan budayawan. Namun demikian, menurut Greg Barton, Gus Dur hanya bisa dipahami jika masyarakat mencermati keyakinan religius dan kehidupan batinnya.
Buku ini berusaha menggali sisi spiritualitas Gus Dur. Abdul Wahid Hasan, penulis buku ini, berusaha memotret akar terbentuknya spiritualitas Gus Dur, bentuk pendidikan spiritual yang diperjuangkan, serta strategi
pendidikan spiritualnya.

Seluruh visi, tindakan,
dan gerakan Gus Dur bertolak dari pemahaman keagamaan dan spiritualitasnya. Jika melihat biografinya, tampaklah bahwa benih spiritualitas yang tumbuh dan menjadi landasan orientasi visi hidupnya amatlah jelas. Dibesarkan di lingkungan keluarga berbasis pesantren, Gus Dur mendapat teladan pelayanan dari lingkungan berdasar semangat penghayatan keagamaan.
Teladannya melahirkan bentuk pemahaman spiritualitas dengan semangat dakwah transformatif. Prof Abd A’la dalam pengantar buku membandingkan dengan model spiritualitas Rabiah al-Adawiyah, meski berujung pada bentuk ekspresi berbeda (hlm 13).
Menurut penelitian Abdul Wahid dalam karya yang semula merupakan disertasi di UIN Sunan Ampel Surabaya ini, terungkap bahwa sosok Gus Dur menunjukkan empat bentuk pendidikan spiritual: spiritual humanis, spiritual inklusif-kosmopolit, spiritual dinamis-progresif, dan spiritual mistikal trans-eksistensial (hlm 144).
Spiritualitas Gus Dur tiba pada pemahaman bahwa agama sejatinya hadir untuk misi kemanusiaan. Pelayanan kepada sesama sangat penting, termasuk pada kelompok marginal. Tidak heran, Gus Dur sering hadir di pihak yang lemah, seperti saat membela Inul Daratista atau bahkan menemui Soeharto saat dalam posisi terpojok setelah lengser.
Lebih dari sekadar berorientasi kemanusiaan, spiritualitas Gus Dur menembus batas-batas agama sehingga juga bercorak inklusif-kosmopolit. Dalam pemahamannya, Islam adalah agama universal sehingga kehadirannya melampaui batas-batas perbedaan manusia. Dengan cara ini, spiritualitas menjelma sebagai cahaya yang mengayomi dan antikekerasan. Penghayatan personal yang bersifat mistik sebagai bentuk spiritualitas pada sosok Gus Dur juga mendorong sikap dinamis-progresif. Ada yang menyatakan bahwa keberanian dan kepercayaan diri Gus Dur saat mengambil tindakan yang terbilang kontroversial di antaranya terbangun atas pengalaman spiritual yang bersifat mistik setelah sering mendatangi makam para wali.
Dalam perjalanan hidupnya, berbagai bentuk penghayatan pendidikan spiritual disampaikan dengan beberapa strategi: strategi selebritasi, strategi kontroversi, dan strategi imitasi (hlm 209). Gus Dur tampil sebagai selebriti di media sehingga memiliki ruang leluasa menyampaikan visi dan perjuangannya. Dia juga sering melemparkan pernyataan atau menampilkan sikap controversial. Langkah ini diambil untuk memberi terapi kejut sekaligus mendorong masyarakat berefleksi secara lebih mendalam atas hal-hal yang sebelumnya dianggap rutin dan biasa.
Presiden keempat ini memberi contoh, aksi nyata, dan keteladanan atas penghayatan spiritual yang diyakini. Ia memberi contoh kesederhanaan, ketulusan, dan sikap kemanusiaannya yang mendalam. Teladan spiritual Gus Dur, yang oleh Majalah Time pernah disebut sebagai The Spiritual Leader, meneguhkan pesan penting bagi pengembangan pendidikan spiritual humanis. Ini berupa pendidikan keagamaan terbuka, berbasis moral, berakar di masyarakat, dan menghargai kebijaksanaan lokal (hlm 228).
Buku ini mengisi kelangkaan kajian atas sosok Gus Dur yang menempatkannya sebagai pribadi unik penuh penghayatan spiritualitas. Secara khusus, kajian ini juga bisa member pemahaman baik atas salah satu corak penghayatan spiritualitas yang bertumbuh dari latar pesantren.

Diresensi M Mushthafa, dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah, Sumenep
sumber : http://www.koran-jakarta.com/teladan-spiritual-mendiang-gus-dur/
liha juga di blog probadi presensi di : http://rindupulang.blogspot.co.id/

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 KUA KEC. KARANGJATI. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger